Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2017

Tempat Penantian

Lihat Malam ini langit benar-benar memiliki penuh akan cahaya halilintar Suara gemuruh menggelegar malam yang hening Hanya bulan yang tahu Dengar Degup rindu yang selama ini kau simpan dan pertahankan Hilang Saat kita bertemu beradu tatap mata Bicara singkat diantara buku-buku yang menjadi saksi bisu Sayup-sayup dera lonceng tidak akan pernah bisa membangunkan kita Menggugah hati hati yang tersiksa ... Hangatnya pagi menyapa rombongan serangga kecil Serangga yang sedang asyik hilir-mudik Berderik riang menghisap madu-madu dari kelopak bunga Butiran embun yang mengalir di setiap dedaunan pohon Lenyap seketika Bagaikan angin adalah kita berdua Bertemu pun tak mampu saling sapa, Anugrah memahami ajaran kitab agama Jika rindu merasuk jiwa mu Menulislah Temukan aku dalam gambaran kata, lukisan warna Karena pena yang kau pegang Akan menjadi pelipur dalam kerinduan Bila hujan membasahi lamun mu Berteduhlah Temukan aku dalam ruang rindu di dalam dada Cabik setiap kee

Edelwish Abadi

Menangis, menangis, menangis, bergumul. Dengarkanlah, mari Kita atasi. Terisak dan bergumul. Jangan lagi mengenang masa lalu mu Karena Kau tak sendiri! Terjebak melawan angin sakal, kau bertanya, "mengapa ini benar-benar terjadi?" Dulu, benarlah Aku benci setiap keindahan. Namun saat ini, semua terikat kebersamaan. Kita tak dekat dengan impian. Kita harus terus berjalan. Hanya dengan melihat ke arah langit, jawabannya tak bisa langsung ditemukan. Sekarang saatnya untuk membuktikan keberadaan Kita di sini. Terdiam, menangis  lagi hari ini. Berulang kali untuk yakinkan diri mu, akan Ku tunjukkan bahwa Kita bisa mengatasinya. Kemudian saat Ku genggam kedua tanganmu dan berkata, "Semuanya akan baik-baik saja". Ini bukan kesedihan! Bukan! Tanpa ragu, Kita berteriak dengan hati pantang menyerah. Tak akan lari lagi. Di kota orang-orang yang pertama kali Ku temui. Semua terasa asing, air mata meluap dalam perjalanan pulang. Bahkan jika melewati stasiun