Laki pun Wanita

Ini kodrat. Batas ada untuk memuliakan antara keduanya, beda cakap dengan melemahkan salah satu.
Laki ada untuk jadi dewa. Kulitnya siap di koyak dan daging siap di cabik oleh hitam putih kerasnya hidup. Di beri-Nya kekuatan untuk di jadikan pedang dan juga tameng. Melindungi sekitar yang telah ia kasihi.

Wanita hadir atas tulang rusuk, saripati tanah pula dasarnya. Ia ada sebagai Dewi. Rawat santun dan kelembutan seorang dewi. Jadilah cerdas; mereka sebut dewi kebijaksanaan. Tak patut dewi bergelut dalam tugas laki. Ada caranya sendiri.
Apabila inginkan jadi pisau: menulislah.
Apabila inginkan jadi tameng: banyak baca.

Siapapun, laki atau wanita, aku tak peduli. Jangan jadikan diri bagai lintah. Tak melihat juga tak mendengar. Hanya mulut saja. Suka cari yang amis. Hina kau jadi lintah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menguncup Mengembang Layu Gugur

SAYA

Hilangnya Kabut Manusia