Mirna Amundsen

Untuk kekasih gelap ku,  Mirna Amundsen
Maaf kan kepergiaan ku yang berkepanjangan ini
Mungkin rasa rindu itu mulai kau tuangkan di secangkir minuman penghujung sore
Kau luapkan bosan dan penat pada manusia yang kau ikat
Ikat erat dengan kopi!
Dendam berapi-api!
Hingga berita menampilkan sesosok wajah lama yang ku kenal
Mirna tersenyum,  mirna menangis
Aku tertawa, dia mati tak bernyawa
Sungguh kematian bukan jalan terbaik untuk menumpukan kerinduan
Mirna apakah kau sadar suara apa barusan?
Itu lonceng pemakaman
Mayat dan kafan di pakaikan


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menguncup Mengembang Layu Gugur

SAYA

Hilangnya Kabut Manusia